1. Aplikasi paling populer di kalangan akademis adalah tabung foto-pengganda (photomultiplier tube). Dengan menggunakan tabung ini hampir semua spektrum radiasi elektromagnetik dapat diamati. Tabung ini memiliki efisiensi yang sangat tinggi, bahkan ia sanggup mendeteksi foton tunggal sekalipun. Dengan menggunakan tabung ini, kelompok peneliti Superkamiokande di Jepang berhasil menyelidiki massa neutrino yang akhirnya dianugrahi hadiah Nobel pada tahun 2002. Di samping itu efek fotolistrik eksternal juga dapat dimanfaatkan untuk tujuan spektroskopi melalui peralatan yang bernama photoelectron spectroscopy atau PES.
2. Sel Surya (Solar Cell)
Sel surya yang sangat kita kenal manfaatnya dapat mengubah energi matahari menjadi energy listrik melalui efek fotolistrik internal. Sebuah semikonduktor yang disinari dengan cahaya tampak akan memisahkan elektron dan hole. Kelebihan elektron di satu sisi yang disertai dengan kelebihan hole di sisi lain akan menimbulkan beda potensial yang jika dialirkan menuju beban akan menghasilkan arus listrik.
Sebuah sel surya adalah sebuah alat yang mengubah energi sinar matahari langsung menjadi listrik oleh efek fotovoltaik. Kadang-kadang istilah sel surya digunakan untuk perangkat dirancang secara khusus untuk menangkap energi dari sinar matahari, sedangkan istilah sel fotovoltaik digunakan ketika sumber cahaya berada unspecified. Sidang sel digunakan untuk membuat panel surya, modul surya, atau fotovoltaik array. Fotovoltaik adalah bidang teknologi dan penelitian yang berkaitan dengan penerapan sel surya dalam menghasilkan listrik untuk penggunaan praktis. Energi yang dihasilkan dengan cara ini adalah contoh dari energi matahari.
Prinsip kerja sel surya. Cahaya yang jatuh pada sel surya menghasilkan elektron yang bermuatan positif dan “hole” yang bermuatan negatif. Elektron dan “hole” mengalir membentuk arus listrik.
Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara langsung energi cahaya menjadi energi listrik. Proses pengubahan energi ini terjadi melalui efek fotolistrik. Efek fotolistrik adalah peristiwa terpentalnya sejumlah elektron pada permukaan sebuah logam ketika disinari seberkas cahaya. Gejala efek fotolistrik dapat diterangkan melalui teori kuantum Einstein. Menurut teori kuantum Einstein, cahaya dipandang sebagai sebuah paket energi (foton) yang besar energinya bergantung pada frekuensi cahaya. Pada sel surya energi foton akan diserap oleh elektron sehingga elektron akan terpental keluar menghasilkan arus dan tegangan listrik.
Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari sebuah wilayah-besar dioda p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya matahari mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang riset berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics.
Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit bumi, kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net metering.
3. CCD (Charge Couple Device)
Akhir-akhir ini kita dibanjiri oleh produk-produk elektronik yang dilengkapi dengan kamera CCD (charge coupled device). Sebut saja kamera pada ponsel, kamera digital dengan resolusi hingga 12 Megapiksel, atau pemindai kode-batang (barcode) yang dipakai diseluruh supermarket, kesemuanya memanfaatkan efek fotolistrik internal dalam mengubah citra yang dikehendaki menjadi data-data elektronik yang selanjutnya dapat diproses oleh komputer.
Pada tahun 1969 S. Willard Boyle dan George E. Smith pertama yang berhasil menemukan teknologi pencitraan menggunakan sensor digital, sebuah CCD (Charge-Coupled Device). Teknologi CCD memanfaatkan efek fotolistrik, seperti berteori oleh Albert Einstein dan untuk itu ia dianugerahi tahun 1921 Hadiah Nobel. Dengan efek ini, cahaya diubah menjadi sinyal-sinyal listrik. Tantangan saat merancang sebuah sensor gambar adalah untuk mengumpulkan dan membaca sinyal-sinyal dalam sejumlah besar gambar titik, piksel, dalam waktu singkat.
CCD adalah kamera digital mata elektronik. Itu merevolusi fotografi, sebagai cahaya sekarang bisa ditangkap secara elektronik, bukan film. Bentuk digital memfasilitasi pengolahan dan distribusi gambar-gambar ini. Teknologi CCD juga digunakan di banyak aplikasi medis, misalnya pencitraan bagian dalam tubuh manusia, baik untuk diagnostik dan untuk bedah mikro.
Prinsip kerja dari CCD yaitu ketika sebuah foton membentur atom, ini dapat mengangkat sebuah elektron ke tingkat energy yang lebih tinggi, atau dalam beberapa kasus, melepaskan elektron dari atom. Ketika cahaya menimpa permukaan CCD, ini membebaskan beberapa elektron untuk bergerak dan berkumpul di kondensator. Elektron tersebut digeser sepanjang CCD oleh pulsa-pulsa elektronik dan dihitung oleh sebuah sirkuit yang mengambil elektron dari setiap piksel kedalam sebuah kondensator lalu mengukur dan menguatkan tegangan yang membentanginya, lalu mengosongkan kondensator. Ini memberikan sebuah citraan hitam-putih yang efektif dengan mengukur seberapa banyak cahaya yang jatuh disetiap piksel.
4. Soundtrack Filem
Tempat gelap pada soundtrack suatu film bioskop bervariasi serta intensitas cahaya mencapai sel foto dan karenanya arus mengalir ke pengeras suara (speaker).Soundtrack ditempatkan pada sepanjang sisi film dalam wujud suatu pola cahaya yang berhubung dengan mata dan garis gelap.Cahaya dari proyektor diarahkan melalui soundtrack ke arah suatu phototube variasi dalam menirukan bunyi asli dalam speaker.
5. Alarm bahaya
• Ultraviolet ditembakan melewati dan dari sumber permukaan yang sensitif terhadap cahaya
• Arus yang diperbesar dan digunakan untuk memberi energi ke elektromagnet yang menarik tangkai metal
• Penghalang memotong berkas cahaya elektromagnet dan mematikannya dan alarm tersebut mati (tidak nyala)
Sumber:
http://dunianiara.blogspot.com/2010/11/efek-fotolistrik.html
http://yuliatmaja1007.wordpress.com/2011/10/page/2/
http://blog.uad.ac.id/lusiaputri/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar