Photobucket

Welcome ^_^


Jumat, 31 Desember 2010

Peneliti Temukan ‘Tombol Tidur’ di Otak

Tidur ternyata hanya terjadi pada bagian otak tertentu 
                  saja (http://img.thesun.co.uk)

Temuan ini menegaskan bahwa hanya sebagian dari otak saja yang non aktif saat kita tidur.

VIVAnews - Setiap malam kita masuk ke dalam kondisi biologis ajaib, yakni transisi dari sadar secara penuh ke tidur. Akan tetapi, sekelompok peneliti asal Washington State University mencoba mencari tahu lebih lanjut apa yang menyebabkan peralihan itu terjadi.

Ternyata, kunci dari peralihan antara sadar ke tidur adalah salah satu molekul terpenting pada tubuh, yakni Adenosine triphosphate (ATP). ‘Tombol tidur’ ini merupakan senyawa yang menyimpan energi yang akan digunakan dalam metabolisme.

Seperti dikutip dari Discovermagazine, 30 Desember 2010, tim peneliti yang dipimpin oleh neurobiolog James Krueger, menemukan bahwa penembakan neuron terus menerus di otak saat kita terjaga menyebabkan mereka melepas ATP ke ruang di antara sel.

Saat molekul itu terakumulasi, ia mengikatkan diri ke neuron di sekelilingnya dan mendukung sel. Ini memungkinkan sel menyerap senyawa kimia lain, seperti tumor necrosis factor dan interleukin 1, yang kemungkinan besar membuat sel itu tertidur.

Dokter CIA Lakukan Penyelidikan Terlarang


Sejumlah eksperimen berbahaya dilakukan terhadap 
              tahanan CIA (AP Photo/Ben Curtis)

Eksperimen termasuk waterboarding, stress positioning, sleep deprivation.

VIVAnews-Sejumlah dokter yang dipekerjakan CIA, badan intelijen Amerika Serikat mengaku telah berpartisipasi dalam penelitian dan eksperimen terhadap tawanan di pusat-pusat penahanan seperti Guantanamo, Abu Ghuraib, dan Bagram.

Menurut laporan yang diungkap Physicians for Human Rights, eksperimen yang dilakukan termasuk waterboarding (menyiramkan air pada wajah tahanan hingga menyebabkan efek seperti tenggelam), stress positioning (memberikan beban sangat berat pada satu otot tertentu), dan sleep deprivation (merusak siklus tidur seseorang).

Eksperimen tersebut, dianggap telah melanggar kode etik dan perlindungan hukum, termasuk Nuremberg Code dan Common Rule yakni aturan federal seputar penelitian pada objek manusia.

Scott Allen, ketua tim medis dan dokter dari Brown University di Rhode Island, Amerika Serikat meneliti dokumen seputar program pengumpulan data intelijen AS yang melibatkan tahanan pelaku serangan 9/11.