Data-data dari Large Hardon Collider diubah menjadi suara mengerikan. Dengar suaranya!
VIVAnews -- Para ilmuwan yang bekerja di laboratorium pemecah partikel (particle smasher) terbesar di dunia, Large Hardon Collider (LHC) untuk kali pertamanya mengubah data yang dihasilkan menjadi suara.
Lebih dari 40 juta potongan data diproses oleh LHC setiap detiknya. Tujuannya satu, mencari eksistensi partikel terkecil pembentuk jagad raya yang disebut Higgs Boson atau disebut juga dengan istilah 'partikel Tuhan'.
Hingga kini, laboratorium LHC yang berada di kedalaman 17 mil di bawah tanah, di perbatasan Pracis dan Swis, telah menghasilkan output data berupa gambar berwarna.
Ide mengubah data-data itu menjadi suara datang dari fisikawan European Laboratory for Particle Physics (CERN), Dr Lily Asquith.
Menggunakan perangkat lunak (software), ia mengubah data-data tersebut menjadi suara. Ternyata, masing-masing partikel memiliki 'kepribadian', suara yang unik.
"Terkadang kita mencoba mempersonifikasikan apapun. Dan saya kira, suara elektron, kedengaran seperti glockenspiel, alat perkusi dari Jerman," kata dia, seperti dimuat Daily Mail.
Dr Asquith memasukkan sample berupa tiga kolum nomor dalam data LHC ke software.
Saat balok partikel ditembakkan ke collider, dikumpulkan tiga poin data yang kemudian dipetakan dalam parameter suara.
Seperti apa suara yang dihasilkan? Mungkin tidak bisa dideskripsikan sebagai musik. Tapi suara ini pasti akan menarik perhatian para fans avante garde -- orang-orang yang menghasilkan karya inovatif.
Asquist mengakui suara yang dihasilkan tak memberi banyak informasi pada para ilmuwan. Namun ia berharap, suatu saat akan ada titik terang untuk para ilmuwan. .
Data baru mengenai asal usul alam semesta ini mengalir dengan sangat cepat dari LHC sehingga fisikawan berharap dapat memperpanjang fase proyek 'Big Bang' sampai akhir 2012 -- untuk menguak misteri pembentukan alam semesta 13,7 miliar tahun lalu.
Proyek Big Bang mini diciptakan dalam detektor 10.000 ton dalam terowongan yang disebut Alice (A Large Heavy Ion Experiment).
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar