Pipa gas ini mengalirkan 1,7 miliar meter kubik gas alam per tahun ke Israel.
VIVAnews - Sebuah ledakan mengguncang terminal gas bumi di El Arish, Sinai, di utara Mesir, pada Sabtu 5 Februari 2011. Ledakan ini menimbulkan kebakaran hebat sehingga membuat pejabat Mesir menghentikan pasokan gas untuk Israel, Yordania dan Suriah.
Tak ada laporan korban akibat ledakan ini. Gubernur setempat, Abdel Wahab Mabrouk, belum bisa memastikan penyebab ledakan namun kepada media di Mesir, dia menduga ada 'sabotase.'
Ledakan ini terjadi di hari ke-12 gejolak demonstrasi muncul di Mesir mendesak Presiden Hosni Mubarak turun dari kekuasaannya. Sinai, tempat bermukim Suku Badui, menjadi saksi dari kericuhan antara warga dengan pihak keamanan. Kawasan ini berbatasan langsung dengan Israel dan Jalur Gaza yang diperintah Hamas.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan belum mengetahui apakah ledakan ini mengganggu jalur gas ke Israel. "Namun untuk jaga-jaga, Israel menghentikan sementara dengan inisiatif sendiri," dalam pernyataannya. Israel memiliki sumber energi alternatif sehingga tidak mungkin kekurangan energi karena peristiwa ini.
Ledakan pipa gas yang mengalir dari Kota Port Said, Mesir, juga membuat saluran gas ke Yordania terputus, padahal 80 persen listriknya tergantung dari pasokan gas ini. Perusahaan Listrik Nasional Yordania menstok minyak dan diesel untuk menjaga pembangkitnya tetap menyala. Direktur Jenderal Perusahaan itu, Ghalib Maabrah, menyatakan Yordania menghabiskan US$4,2 juta perhari untuk itu.
Pipa gas ini berulang kali diserang di masa lalu. Suku Badui melakukan untuk meningkatkan perlawanannya kepada Pemerintah Mesir yang dinilai mereka melakukan diskriminasi.
Mesir sendiri memiliki cadangan gas alam sebanyak 1,7 triliun meter kubik, atau nomor 18 terbesar di dunia. Mesir mulai memasok gas untuk Israel sejak Februari 2008 dengan kesepakatan menjual sebanyak 1,7 miliar meter kubik per tahun selama 15 tahun. (AP)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar