MIT/James Waldie
KOMPAS.com — Peneliti gabungan dari Man-Vehicle Laboratory Massachusetts Institute of Technology tengah mengerjakan prototipe satu setel pakaian khusus untuk para penjelajah antariksa alias astronot. Pakaian tersebut dirancang lebih sehat agar dapat membantu mengurangi terjadinya kehilangan massa tulang saat berada di ruang angkasa.
Beberapa penelitian menunjukkan adanya kondisi gangguan fisiologis selama penerbangan angkasa yang berdurasi panjang meskipun astronot melakukan latihan fisik setiap hari selama dua jam. Kasus yang sering terjadi adalah berkurangnya massa tulang (bone loss) akibat tak ada daya gravitasi.
Setelan yang disebut gravity loading countermeasure skinsuit (GLCS) ini melekat pas di badan. Pakaian ini menambah tekanan pada tulang. Besarnya tekanan itu mirip tekanan pada saat orang berada di gravitasi Bumi. GLCS didesain tanpa lengan karena lengan astronot tidak terlalu terpengaruh. GLCS dibuat untuk dipakai dalam pesawat.
Pakaian untuk berjalan di luar pesawat berbeda. Seperti dijelaskan kepala peneliti James Waldie, pakaian tersebut harus memiliki keketatan yang pas. "Seperti korset untuk seluruh tubuh karena pakaian itulah yang menjaga tekanan pada saat astronot berada di ruang angkasa," kata Waldie.
Waldie juga mengatakan kepada Discovery News bahwa GLCS menekan tubuh secara vertikal, bukan di sekitar tubuh. GLCS berusaha membuat orang yang mengenakannya menjejak di tanah, seperti efek berat badan ketika orang berdiri.
NASA sempat tertarik mengembangkan pakaian untuk dipakai di luar pesawat, tetapi penelitian tersebut ditunda karena masalah teknis dan operasional.
GLCS sendiri sudah diuji oleh MIT dan European Space Agency selama beberapa menit di ruang tanpa gravitasi. Prototipe generasi kedua, yang menambah tekanan pada kaki bagian bawah, sedang dikembangkan.(National Geographic Indonesia/Gloria Samantha)
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar